Lifestyle

Dampak Sampah Plastik bagi Biota Laut

Dampak sampah plastik bagi lingkungan kian memprihatinkan. Tak hanya mencemari tanah saja, bahkan perairan laut juga terkena imbas jenis sampah ini. Akibatnya biota dan ekosistem laut menjadi rusak.

Laut menjadi kotor karena limbah sampah plastik. Hewan-hewan laut banyak yang mati karena keracunan sampah yang terbuat dari bahan polimer organik sintetis. Hewan yang hidup di laut menyangka bahwa plastik merupakan makanan. Banyak ditemukan kasus penyu, cumi-cumi, burung laut, dan ikan paus mati. Di dalam tubuhnya ada banyak sekali sampah plastik.

Sangat miris melihat hewan laut yang seharusnya hidup bebas di habitat mereka, justru mati karena ulah manusia. Seorang ahli kelautan dari Departemen Biologi, FMIPA UI mengatakan bahwa sebanyak 8 juta ton lebih sampah plastik dibuang ke laut setiap tahun. Sebanyak 80% berasal dari kegiatan di darat, dan 20% dari aktivitas di laut [1].

Sampah plastik yang berasal dari kegiatan darat misalnya dari penggunaan barang sekali pakai dari plastik seperti botol minuman, kemasan makanan. Limbah plastik industri yang tidak didaur ulang juga turut menyumbang sampah di laut.

Sedangkan, limbah dari aktivitas laut berasal dari kegiatan perikanan, seperti alat-alat yang digunakan dalam kegiatan perikanan seperti jaring. Transportasi laut dan industri yang berada di lepas pantai juga menjadi penyebab banyaknya sampah plastik di laut.

Dampak Sampah Plastik bagi Biota Laut  

Permasalahan sampah plastik yang belum usai tidak hanya berdampak di darat saja. Ekosistem laut juga terkena dampak sampah plastik. Apa saja dampak-dampaknya?

1. Terumbu Karang Rusak

Peran terumbu karang sangat penting bagi kelangsungan hidup biota bawah laut. Terumbu karang mempunyai fungsi untuk menyeimbangkan kadar nitrogen dan karbon. Selain itu, terumbu karang juga menghasilkan nutrisi bagi hewan-hewan laut.

Sampah plastik yang mencemari laut akan merusak terumbu karang. Karang yang biasanya menjadi habitat ikan-ikan menjadi rusak dan tidak bisa menghasilkan nutrisi lagi. Jadi, bahaya plastik tidak hanya berimbas pada manusia, tetapi juga biota laut.

2. Populasi Plankton Berkurang

Makhluk super kecil bernama plankton menjadi sumber makanan hewan-hewan laut seperti ikan paus, dan jenis ikan-ikan lainnya. Namun pencemaran sampah plastik yang terjadi di laut membuat populasi plankton menjadi berkurang.

Plankton bersama tumbuhan laut adalah penghasil oksigen di laut. Plankton menghasilkan oksigen dari proses fotosintesis. Saat populasi plankton berkurang, maka produksi oksigen juga pasti berkurang. Ini tidak hanya berbahaya bagi habitat laut saja, tetapi juga merupakan ancaman bagi populasi makhluk hidup di bumi. Tanpa oksigen makhluk hidup tidak bisa hidup.

3. Nutrien Laut Tidak Seimbang

Sampah plastik mengandung bahan mikroplastik yang bisa menyebabkan nutrien laut tidak seimbang [3]. Ikan paus dan ikan pari adalah hewan penyerap air dalam jumlah banyak serta menghasilkan nutrien untuk spesies-spesies laut.

Karena kedua ikan tersebut termasuk jenis ikan penyerap air untuk mendapatkan makanannya, maka beresiko terkena racun yang terkandung dalam plastik. Jumlah sampah plastik yang semakin banyak di lautan membuat spesies ikan pari dan ikan paus terancam kehidupannya.

Jika semakin banyak ikan penyerap seperti paus yang mati, maka keseimbangan nutrien di laut akan terganggu. Dan hal tersebut akan mempengaruhi populasi spesies ikan-ikan lainnya.

4. Membahayakan Hewan Laut dan Manusia

Manusia jelas akan merasakan langsung dampak sampah plastik di laut. Ikan laut yang biasa manusia konsumsi sangat beresiko terkontaminasi racun dari sampah plastik. Hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan dari orang mengkonsumsinya.

Solusi Mengatasi Dampak Sampah Plastik di Laut dengan BIBER

Bahaya sampah plastik di laut maupun darat menjadi suatu permasalahan pelik yang harus segera dicarikan solusinya. Perlu kerjasama semua pihak agar sampah plastik tidak lagi mencemari lingkungan.

Penggunaan plastik masih tinggi oleh masyarakat Indonesia. Menimbulkan berbagai masalah, terutama penumpukan sampah yang mengganggu lingkungan. Sampah pun banyak dibuang ke laut. Bukannya menyelesaikan masalah, justru menambah masalah baru yang semakin rumit.

Indonesia, sebagai negara maritim dengan wilayah laut sangat luas harus bertindak cepat mengatasi pencemaran sampah di laut.  BIBER atau Bijak Berplastik merupakan sebuah bentuk komitmen dari AQUA mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengatasi permasalahan sampah.

Melalui gerakan BIBER, masyarakat diharapkan dapat menyetorkan sampah plastik ke bank sampah. Berbagai macam jenis sampah berbahan plastik tersebut nantinya akan didaur ulang. Hasil dari proses tersebut dapat dibuat menjadi kemasan plastik baru atau menjadi pakaian dengan serat sintetis dari plastik.

Untuk mensukseskan gerakan Bijak Berplastik, AQUA bekerjasama dengan sejumlah pihak seperti Grab, Octopus, dan publik figur Sheryl Sheinafia. Melalui aplikasi Grab dan Octopus, masyarakat dapat mengirim botol atau kemasan plastik bekas ke bank sampah terdekat [2].

AQUA mencontohkan kita untuk menerapkan gerakan Bijak Berplastik dengan menggunakan botol plastik yang 100% dibuat dari hasil daur ulang. Sudah saatnya bagi kita agar peduli dengan lingkungan. Caranya dengan mengurangi penggunaan plastik dan ikut dalam gerakan BIBER.

Dengan ikut gerakan BIBER maka kita bisa mengurangi dampak sampah plastik bagi lingkungan.  Mari kita jaga Indonesia dari pencemaran sampah plastik sehingga keseimbangan alam bisa terjaga.

Referensi:

  1. https://www.sci.ui.ac.id/sampah-plastik-di-laut-masalah-yang-serius/
  2. https://www.sehataqua.co.id/aqua-grabexpress-recycle/
  3. https://www.idntimes.com/science/discovery/nurfi/bahaya-fatal-sampah-plastik-di-laut-exp-c1c2/7
  4. https://www.sehatq.com/artikel/dampak-sampah-plastik-yang-menghantui-lingkungan-dan-kesehatan
  5. https://nationalgeographic.grid.id/read/131244353/perilaku-manusia-dan-dampak-sampah-plastik-yang-menewaskan-hewan-laut?page=all