Ini Hukum & Cara Melaksanakannya Video Niat Puasa Syawal 1441 H Keutamaan Bak Puasa Setahun Penuh
Terlengkap, cara melaksanakaan Puasa Syawal, niat, keutamaan, hingga hukum puasa Syawal. Berikut ini cara melaksanakan puasa Syawal 6 hari lengkap setelah Idul Firi 1441 H, termasuk hukum hingga waktu menunaikannya. Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 H telah dirayakan Minggu (24/5/2020) oleh seluruh umat Muslim di dunia.
Meski masih dalam situasi pandemi corona, namun datangnya Idul Fitri tetap berjalan meriah. Umat Islam tetap bisa merayakan hari kemenangan meski harus menaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, lebaran tahun 2020 kali ini terpaksa digelar serba terbatas di tengah pandemi.
Meski demikian, tradisi untuk saling bertukar ucapan dan doahingga bertakbir masih tetap dilakukan seperti biasa. Puasa Syawal adalah puasa 6 hari di bulan Syawal setelah Idul Fitri dimulai dari tanggal 2 Syawal hingga bulan Syawal berakhir. Cara melaksanakan Puasa Syawal adalah sebagai berikut.
Dan ingatlah puasa Syawal adalah puasa sunnah sedangkan qadha Ramadhan adalah wajib. Sudah semestinya ibadah wajib lebih didahulukan daripada yang sunnah. Adapun berikut ini niat Puasa Syawal 1441 H.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى (Nawaitu shouma ghodin ‘an sittatin min syawwaalinn sunnatan lillaahi ta’aalaa) Artinya: Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunnah karena Allah Ta’ala.
Puasa Syawal setelah Idul Fitri 1441 H memiliki keutamaan yang istimewa dan luar biasa. Dalam beberapa hadits shahih disebutkan bahwa keutamaan puasa syawal seperti berpuasa setahun penuh, tapi dengan ketentuan tertentu. Pasalnya, berpuasa Syawal merupakan puasa sunnah yang lebih sulit dilakukan dari pada puasa Ramadhan, sehingga keutamaan puasa syawal pun sangat istimewa.
Keutamaan puasa syawal layaknya berpuasa setahun penuh. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam beberapa hadits shahih. مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim) مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ “Barangsiapa berpuasa enam hari setelah Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh” (HR. Ibnu Majah, shahih)
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصَوْمِ الدَّهْرِ “Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, ia seperti puasa setahun” (HR. Ibnu Majah, shahih) Berdasarkan Syarah Nawaawi 'ala Muslim juz 7 halaman 56 disebutkan, alasan menyamakan pahala enam hari Syawal dengan puasa setahun lamanya berdasarkan nilai pahala kebaikan yang diberikan dilipatkan hingga 10 kali ganjaran.
Perhitungannya adalah 1 bulan Ramadan, 30 hari x 10 = 300 hari. Adapun 6 hari di bulan Syawal menyamai dua bulan lainnya (6 x 10 = 60 hari atau 2 bulan). Jadi total 360 hari kita mendapatkan pahala puasa.
Jadi pahala puasa Syawal selama enam hari sama dengan berpuasa selama satu tahun penuh. Pahala puasa Syawal ini menjadi penyempurna puasa Ramadan. Adapun dalam beberapa sumber disebutkan bahwa pahala dan keutamaan puasa syawal ini didapatkan bagi mereka yang menyempurnakan puasa Ramadhan sebulan penuh dan telah mengqadha puasa Ramadhan jika ada yang ditinggalkan.
Bagi siapa pun yang memiliki utang puasa Ramadhan, dianjurkan untuk membayar utang puasanya terlebih dahulu. Namun, siapa saja yang berpuasa Syawal sebelum membayar utang puasa Ramadhan, maka masih tetepa sah. Tapi, dengan syarat setelah menunaikan puasa syawal tetap membayar utang tersbeut.
Kendati demikian, beberapa ulama menganjurkan untuk mengqadha utang puasa terlebih dahulu sebelum menunaikan Puasa Syawal. Hukum Puasa Syawal adalah sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim). Waktu puasa syawal dilakukan selama 6 hari di bulan Syawal, dan dapat dilakukan secara acak atau tidak berurutan.
Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah menjelaskan bahwa menurut pendapat Imam Ahmad, puasa Syawal boleh dilakukan secara berurutan, boleh pula tidak berurutan. Dan tidaklah yang berurutan lebih utama daripada yang tidak berurutan. Sedangkan menurut madzhab Syafi’i dan Hanafi, puasa Syawal yang dikerjakan secara berurutan sejak tanggal 2 Syawal hingga 7 Syawal lebih utama daripada tidak berurutan.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam bukunya Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, puasa Syawal boleh dikerjakan terpisah pisah alias tidak berurutan.Namun yang lebih afdhal (utama) adalah dikerjakan berurutan dan langsung setelah hari raya. Sebab hal itu berarti menyegerakan ibadah. Jadi, tidak ada madzhab yang tidak memperbolehkan puasa ini di hari lain selain tanggal 2 sampai 7 Syawal, yang penting masih berada di bulan Syawal.