Aji Santoso dan Seto Nurdiantoro Punya Hobi yang Sama, Kicau Mania

Kompetisi sepak bola Indonesia tengah terhenti karena pandemi corona. Beragam cara dilakukan oleh para pemain dan pelatih untuk mengisi waktu senggang ini. Pelatih Persebaya, Aji Santoso dan pelatih PSIM Jogja mengisi waktu senggang mereka dengan menyalurkan ke hobi. Ternyata, kedua pelatih top Indonesia tersebut memiliki satu hobi yang sama, sebagai kicau mania, mereka yang hobi dengan burung berkicau.

Aji Santoso banyak menghabiskan hari harinya di tengah libur kompetisi ini dengan merawat burung burung koleksinya. Bahkan, juru taktik Persebaya ini rela menghabiskan waktu dari siang hingga sore hanya mendengarkan kicauan burung sambil duduk santai. "Dari siang sampai sore saya biasa duduk santai di rumah sambil mendengarkan kicau burung," kata Aji, dikutip dari situs resmi klub .

Mantan kapten tim Persebaya era 90 an ini mulai mengoleksi burung sejak masih aktif bermain sepak bola. Hingga saat ini, jumlah koleksi burung Aji sudah tak terhitung, mulai dari burung lokal hingga burung keturunan atau yang berasal dari luar negeri. "Saya punya empat burung murai batu. Burung cucak cungkok ada tiga ekor, ini asli dari Tiongkok."

"Burung sikatan londo yang dari Eropa pun saya punya satu ekor." "Burung cililin ada dua ekor. Serta beberapa burung kenari," lanjut Aji. Waktu berbicara, pengalaman memelihara burung dikembangkan hingga sebagai peternak burung.

Tak tanggung tanggung, Aji memiliki 21 kandang untuk menyimpan burung koleksi dan hasil ternaknya tersebut. Namun, fokus tersebut terbelang, karena dia lebih intens sebagai pelatih sepak bola. Hingga dia mempekerjakan beberapa orang untuk merawat burung koleksinya. "Sekarang hanya tinggal beberapa pasang saja. Sebab saya sendiri fokus 100 persen ke sepak bola. Saya khawatir tak bisa konsentrasi ke burung."

"Jadi untuk sementara ini tak lagi jadi peternak, hanya pehobi," tambah mantan pelatih tim Jawa Timur (Jatim) di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008 itu. Lebih dalam Aji menjelaskan, hobi melihara burung selaras dengan filosofinya sebagai sepak bola. Dia harus terjun langsung ke pasar untuk mendapatkan bibit burung berkualitas bagus.

"Ketika saya menemukan pemain muda bakat dan belum punya pengalaman, itu membuat saya senang. Saya merasa puas ketika mereka menjadi pemain top," ujar coach Aji. "Sama dengan memelihara burung. Menjadi kepuasan tersendiri ketika menemukan burung yang berbakat bagus, dan bisa menjadikannya burung berkualitas. Ini sama seperti filosofi saya sebagai pelatih," imbuh Aji. Tak hanya medali bersmaa Persebaya yang pernah dia dapat, Aji juga kerap mendapatkan medali kejuaraan kicau burung bahkan hingga meraup keuntungan puluhan juta dari hobinya tersebut.

Pelatih PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro memanfaatkan waktu luang libur kompetisi dengan manyalurkan hobinya pelihara burung berkicau, seperti halnya Aji Santoso. Pelatih asal Kalasan, Sleman ini mengungkapkan, kegemarannya memelihara burung berkicau sudah ia gemari sejak masih muda. Mulai dari melihara jenis burung Murai Batu atau Cucak Ijo, hingga perkutut, baik jenis lokal dan Bangkok.

"Memelihara burung kicau juga menjadi salah satu kegiatan saya." "Biasanya, setiap pagi hari saya menjemurnya, sebagai kesibukan saja." "Awalnya saya menggemari burung kicauan atau ocehan, tapi ribet kalau ditinggal lama."

"Sekarang lagi suka perkutut, ada yang dikasih teman ada yang beli sendiri," jelas Seto Nurdiyantoro, dikutip dari . Bila berbicara tentang burung berkicau, tentu identik dengan perlombaan, biasanya digelar di lapagan, atau pasar burung. Namun, mantan pelatih PSS Sleman ini belum merasa percaya diri mengikutsertakan burung peliharaannya dalam lomba.

"Belom dilombakan, saya belum percaya karena juga baru seneng saja." "Senang saja mendengarkan suaranya. Setiap 'manggung' juga membuat suasana adem," uturnya melanjutkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *