Permudah Bank Lakukan Credit Scoring Menggunakan Metadata Ponsel
Meskipun Bank di Indonesia telah memanfaatkan Biro Statistik Lokal, perusahaan Telekomunikasi dan penyelenggara e Commerce untuk data dalam melakukan pemeriksaan kredit dan penipuan,namun data masih terus terfragmentasi dan masih belum dapat diandalkan. Kondisi ini mengakibatkan banyak terdapat pinjaman bermasalah, tingkat persetujuan pinjaman yang rendah dan kasus penipuan yang marak. Menghadapi mengatasi masalah itu perusahaan teknologi manajemen fraud dan compliance, GBG mengumumkan kemitraannya dengan Credolab, pengembang teknologi skor digital untuk bank berdasarkan metadata dari ponsel yang telah melalui proses izin pengguna.
Kemitraan ini akan membantu Bank konvensional dan Bank digital untuk memanfaatkan jejak digital ponsel dalam memproses aplikasi perbankan dan kredit yang diajukan konsumen. "Terutama menyediakan akses keuangan bagi para konsumen di Indonesia yang selama ini belum tersentuh layanan bank dan kredit (unbanked) termasuk para pekerja paruh waktu, kata June Lee, Managing Director GBG APAC. Dikatakan June Lee, kemitraan antara GBG dan CredoLab, menggabungkan metadata pada jejak digital konsumen dan teknologi perilaku ke dalam platform digital GBG Instinct akan terjadi peningkatan erlindungan kredit dan risiko penipuan hingga 40 persen.
"Penggabungan antara penilaian kredit ponsel dan teknologi manajemen fraud digital dalam satu layanan ini membantu bank bank digital dan pemberi pinjaman, dalam menyasar populasi masih belum tersentuh layanan finansial (unbanked) secara penuh dan lebih baik,” kata June Lee. GBG menawarkan solusi terhadap Fraud Digital dan Compliance secara lengkap bagi lembaga keuangan perbankan dan nonperbankan yang ingin bergabung dan bertransaksi dengan pelanggan mereka dengan cepat dan aman. Dengan GBG Instinct, Bank, Lembaga Pemberi Pinjaman dan Dompet Ponsel dapat memanfaatkan data yang ada di layanan cloud CredoLab di Jakarta.
Proses ini hanya memerlukan waktu beberapa detik, untuk dapat menganalisa data perilaku ponsel pengguna dan menghitung skor risiko dari setiap individu yang akan didaftarkan. Hasil dari kemitraan ini akan meningkatkan kemampuan prediksi Kartu Skor Risiko hingga 39,9%, penurunan biaya risiko hingga 21,9%, dan peningkatan tingkat persetujuan kredit hingga 32%. Bank dan pemberi pinjaman selalu bergulat dengan pertanyaan “apakah nasabah mampu membayar?” dan “akankah nasabah mau membayar?”.
"Solusi GBG akan menunjukkan perilaku mencurigakan dari calon nasabah yang tidak dapat atau tidak mampu membayar dan Skor Risiko perilaku CredoLab, akan memperkecil kemungkinan dan potensi calon nasabah nakal yang cenderung tidak memiliki minat untuk membayar cicilan kredit, jelas Peter Barcak, CEO dan Co Founder, CredoLab. Saat ini GBG telah bekerja sama dengan 4 bank Tier 1 (BUKU 4) di Indonesia dan memiliki implementasi aktif di lebih dari 30 negara; CredoLab telah memberikan Layanan Skor Risiko Kredit kepada 7 bisnis pinjaman di Indonesia dan 70 institusi keuangan lainnya di 21 negara. Kemitraan ini akan memungkinkan semua bank di Indonesia baik konvensional dan digital serta pemberi pinjaman digital untuk dapat mengakses populasi masyarakat yang belum tersentuh layanan bank dan kredit (unbanked), memberi persetujuan pada calon nasabah berkualitas dengan data yang diperlukan untuk mempercepat orientasi, mendeteksi fraud, dan mengurangi biaya operasional.