Uncategorized

Ungkap Pengakuan Sri Mulyani soal Kartu Prakerja, Ekonom INDEF Singgung Keinginan Jokowi: Abal-abal

Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira mengkritik program Kartu Prakerja yang dinilainya tak efektif mengentaskan kemiskinan. Ia menyebut, kala itu Sri Mulyani membeberkan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut disampaikannya melalui kanal YouTube Refly Harun , Sabtu (23/5/2020).

Mulanya, Bhima mengungkapkan diskusinya dengan Sri Mulyani yang membahas soal Kartu Prakerja. "Jadi saya itu beberapa minggu yang lalu dengeri Bu Sri Mulyani ngundang beberapa pengamat, kita ngobrol via zoom," terangnya. "Kemudian ada pertanyaan soal Kartu Prakerja."

Bhima mengatakan, Kartu Prakerja sama sekali tak dibutuhkan oleh para pencari kerja. Bahkan, ia menyebut Kartu Prakerja hanya memberikan pelatihan abal abal yang banyak tersedia di YouTube. "Kan seharusnya kalau benar benar teknokrat hitung hitungannya kan jelas bahwa Kartu Prakerja ini enggak menyelesaikan masalah."

"Karena pengangguran enggak butuh pelatihan online yang sorry to say ya, abal abal, yang di YouTube banyak yang lebih berkualitas," sindir Bhima. Lebih lanjut, ia menilai banyaknya pengangguran di masa pandemi tidak disebabkan karena kurangnya kemampuan. Melainkan karena ketidakmampuan perusahaan membayar karyawan saat Virus Corona melanda.

"Kehilangan pekerjaan bukan karena skill kan, tapi karena PHK perusahaannya enggak kuat bayar," jelas Bhima. Melanjutkan penjelasannya, Bhima lantas mengungkap percakapannya dengan Sri Mulyani. Bhima membeberkan, Kartu Prakerja tetap diluncurkan karena adanya keinginan Jokowi.

Di masa pandemi, Jokowi disebutnya ingin memberi kegiatan warga yang kehilangan pekerjaan. "Tapi yang saya syok adalah jawaban Bu Sri Mulyani, 'Pak Jokowi penginnya ketika orang itu lagi di rumah aja daripada diem enggak ada kerjaan dikasih pelatihan'," ungkap Bhima. Menurut Bhima, hal itu sangat tak sesuai dengan tujuan awal Kartu Prakerja.

"Jadi kayak enggak meng address atau enggak punya empati terhadap permasalahan real nya." "Karena secara hitung hitungan enggak masuk, kita hanya menyubsidi platform digital, bukan proper kepada orang yang membutuhkan," tandasnya. Pada kesempatan itu, sebelumnya Bhima Yudhistira sempat mengajak mantan Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi), Belva Devara berdebat soal Kartu Prakerja.

Terkait hal itu, Bhima Yudhistira mengaku hingga kini ajakannya debat itu belum juga mendapat jawaban dari Belva. Jika Belva berhalangan, ia bahkan menantang stafsus milenial lainnya untuk berdebat dengannya soal Kartu Prakerja. Pernyataan Bhima Yudhistira itu pun memancing reaksi Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun.

"Jadi ketika kemudian saya melihat 'Ini kok ada milenial pakai embel embel stafsus milenial, di sisi lain dia punya konflik kepentingan sama program kartu prakerja'," ucap Bhima. "Tapi dia kemudian pura pura enggak tahu." Bhima mengaku, mengajak debat Belva untuk mengetahui konsep pemikiran stasus milenial Jokowi.

Meskipun begitu, ia menyebut enggan ribut ribut dan memilih berdebat secara damai jika Belva memenuhi ajakannya. "Jadi saya coba pengin lihat sebenarnya konsepnya milenial di ring 1 presiden itu seperti apa," jelas Bhima. "Kemudian kita adu gagasan aja, biasa aja sih."

Lebih lanjut, hingga kini Bhima mengaku belum ada tanggapan dari Belva terkait ajakan debatnya itu. Bahkan, ia turut menantang stafsus Jokowi yang lain untuk berdebat soal Kartu Prakerja. "Saya udah WA, saya udah bilang ke teman teman stafsus lainnya, kalau Belva enggak bisa dibantuin lah 7 lawan 1," ujar Bhima.

"Bercandanya begitu ya, tapi enggak dijawab juga. " Pernyataan Bhima itu pun lantas ditanggapi candaan Refly Harun. Ia mengatakan, ajakan debat Bhima itu menjadi tantangan bagi Jokowi yang merekrut stafsus milenial.

Tak hanya itu, Refly juga menyebut Jokowi begitu membanggakan ketujuh stafsus milenial itu sejak awal pelantikan. "Wah ini tantangan Presiden Jokowi ya, membangga banggakan 7 staf khusus," ucap Refly. "Ini ada 1 anak muda yang berani dikeroyok 7 orang, kayak pendekar silat ya zaman silat dulu ya."

"Biasanya 7 pendekar itu yang nantangin, tapi ini satu berani nantang yang 7," tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *